Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Piala Sudirman: Jepang, Raksasa Baru, Ini Cara Pembinaannya

Reporter

Editor

Hari Prasetyo

image-gnews
Pemain bulu tangkis ganda putri Jepang Ayaka Takahashi (kanan) dan Misaki Matsutomo. (antara)
Pemain bulu tangkis ganda putri Jepang Ayaka Takahashi (kanan) dan Misaki Matsutomo. (antara)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jepang dan Korea Selatan dikenal suka bersaing menjadi yang terbaik di segala bidang. Tapi, untuk bulu tangkis, Jepang rela mengontrak pelatih dari Korea, Park Joo Bong, sejak 2004. Mantan pemain bulu tangkis Korea Selatan yang legendaris inilah yang menjadi salah satu arsitek keberhasilan Jepang menyingkirkan Indonesia 3-1 pada pertandingan babak semifinal kejuaraan dunia bulu tangkis beregu campuran, Piala Sudirman, di Nanning, Cina, Sabtu malam, 25 Mei 2019.

Ganda putra andalan Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menundukkan pasangan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda 21-14, 21-18 pada pertandingan pertama .

Tapi, Jepang kemudian memenangkan tiga pertandingan berikutnya di nomor tunggal putri, tunggal putra, dan ganda putri.

Akane Yamaguchi mengalahkan Gregoria Mariska Tunjung 21-13, 21-13. Anthony Sinisuka Ginting dikalahkan Kenta Momota, 21-17, 21-19. Kepastian Indonesia tersingkir terjadi setelah Greysia Polii/Apriani Rahayu dikalahkan ganda putri nomor satu dunia, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara 21-15, 21-17.

"Hari ini ketika melawan Indonesia, kami tahu jika kami memiliki peluang lebih baik dari Indonesia, tapi Indonesia selalu tampil kuat di team event. Kami sedikit takut karenanya," kata pelatih kepala tim Jepang, Park Joo Bong, seusai laga seperti dikutip Antara.

Susy Susanti, kepala bidang pembinaan dan prestasi PB PBSI, mengakui Jepang memiliki kekuatan merata di semua lini.

"Secara keseluruhan kita harus akui keunggulan Jepang. Mereka tampil maksimal dan cukup baik dan kuat. Atlet kita sudah berusaha keras. Pertandingan pertama kita bisa kuasai tapi di tiga pertandingan berikutnya kita harus akui keunggulan mereka meski kita harus berusah keras," kata Susy.

Indonesia memang mencapai target PBSI, yakni semifina. Tapi, mimpi membawa pulang Piala Sudirman setelah 30 tahun gagal terwujud.

"Dua tahun lalu kita tidak sampai ke delapan besar, tapi tahun ini bisa masuk ke semifinal, lebih baik lagi," kata Susy.

Jepang beruntung punya Park Joo Bong yang sampai rela belajar bahasa negara tetangganya itu agar bisa memimpin tim pelatihnya di sana dengan lebih baik.

Tapi, alasan Park Joo Bong untuk menerima tawaran melatih di Jepang karena melihat bakat para pemain di sana itu pada 2004 berhasil dirawat dengan baik oleh tim dari Negeri Sakura ini sampai sekarang.

Adalah suami dari Susy sendiri yang juga mantan atlet bulu tangkis nasional, Alan Budikusuma, yang mengungkapkan Jepang memiliki cara sendiri untuk menggembleng para atletnya sehingga kerap menjuarai turnamen kelas dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Klub bulu tangkis di Jepang rata-rata dimiliki perusahaan besar, tidak seperti kita yang lebih banyak dimiliki perorangan yang ingin membuat klub," ujar Alan kepada Tempo di Yogyakarta, Senin, 23 April 2018.

Ketika klub itu ditopang perusahaan besar yang finansialnya seperti tak terbatas, para atlet bulu tangkis di Jepang ini pun makin mendapat dukungan untuk memaksimalkan potensi mereka. "Effort mereka (Jepang) untuk mendidik atlet enggak main-main," ujarnya.

Alan mencontohkan sebuah bank terbesar di Jepang memiliki klub bulu tangkis. Klub ini membina atlet sejak usianya masih kecil. Kemudian, ketika sang atlet beranjak besar dan dewasa, ia direkrut menjadi karyawan bank itu.

"Mereka (calon atlet) itu diberi status karyawan, tapi hari-harinya kerjaannya berlatih seperti atlet. Sepekan bisa tujuh kali latihan," ujar suami Susy Susanti itu.

Alan menuturkan Jepang berpandangan tidak mungkin seorang atlet profesional akan mengisi hari-harinya dengan bekerja kantoran seperti karyawan lain. Seperti yang masih terjadi di Indonesia, di mana atlet yang merangkap karyawan berlatih di sela kesibukan kerjanya.

Menurut Alan, sebuah klub bulu tangkis terkemuka di Jepang, Unisis, yang dimiliki sebuah perusahaan besar, memiliki cara luar biasa menggembleng para atletnya agar siap tampil pada kejuaraan dunia. "Klub itu rutin mendatangkan atlet berprestasi dari berbagai negara hanya demi menjadi sparring atletnya," katanya.

Peraih medali emas Olimpiade 2000 dari  Indonesia, Candra Wijaya dan Hendra Setiawan, termasuk yang didatangkan Unisis. "Candra dan Hendra ini dikontrak satu tahun oleh Unisis untuk melatih dan menjadi sparring atlet mereka," kata Alan.

Dengan model penggemblengan seperti itu, ujar Alan, tak perlu disangsikan kalau Jepang menjadi rajanya turnamen individu yang legendaris, All England.

Sepanjang sejarah All England, wakil dari Jepang sudah 14 kali tampil menjadi juara. Khususnya di nomor tunggal putri dan ganda putri. Namun, pada All England 2018, Jepang mencetak sejarah juara baru dari nomor ganda campuran.

Jadi, kemenangan Jepang dari Indonesia pada semifinal Piala Sudirman 2019 ini bukan sesuatu yang mengherankan. Ini adalah salah satu dari puncak sukses yang diraih Jepang.

Jika Indonesia, dalam hal ini PBSI, belum menemukan cara yang lebih baik untuk mempertahankan prestasi pemainnya, bukan tak mungkin tradisi pebulutangkis kita untuk meraih medali emas pada Olimpiade akan lenyap karena dominasi Jepang. Apalagi, pesta olahraga multicabang tertinggi di dunia itu tahun depan akan berlangsung di sana.   

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

9 jam lalu

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman


Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

21 jam lalu

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU) yang berada di Kota Koga, Prefektur Ibaraki, Jepang, pada Jumat 3 Mei 2024. Kedubes RI di Jepang
Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)


Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan melewati barisan tiang menuju Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Januari 2023. T.J. Kirkpatrick/Pool melalui REUTERS
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.


Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

1 hari lalu

Kansai International Airport merupakan bandara pertama di Jepang yang dibangun di tengah laut di atas pulau buatan. Bandara Kansai sengaja dibangun jauh dari pemukiman untuk menghindari dampak kerusakan lingkungan yang akan timbul akibat aktivitas bandara, seperti polusi udara. jnto.org.au
Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

1 hari lalu

Bandara Internasional Kansai, masuk diurutan ketujuh bandara terbaik di Asia. businessinsider.com
Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.


Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

2 hari lalu

Fuki Yamada berselebrasi usai mencetak gol Jepang ke gawang Uzbekistan di final Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.


Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

2 hari lalu

Pebulu tangkis tunggal putra Jepang, Kento Momota, umumkan pensiun. Instageam
Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.


Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

2 hari lalu

Pelatih Jepang Go Oiwa dan pelatih Uzbekistan Timur Kapadze menjelang final Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?


Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

2 hari lalu

Timnas Jepang AFC U23 2024 di Qatar. (AFP/KARIM JAAFAR)
Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad pada Jumat, 3 Mei 2024.